Mengapa Menahan Kentut Membuat Perut Terasa Sakit?

Mengapa Menahan Kentut Membuat Perut Terasa Sakit?
Ilustrasi sakit perut. Credits: Freepik

Bagikan :


Kentut atau buang angin adalah proses alami yang penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Berbagai proses di dalam tubuh, seperti menelan udara, fermentasi makanan, dan pencernaan makanan tertentu akan menghasilkan gas di dalam tubuh yang perlu dikeluarkan. Semua gas tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk kentut.

Meskipun kerap dianggap memalukan, kentut memiliki fungsi vital dalam kesehatan pencernaan. Menahannya akan membuat perut terasa sakit dan menyebabkan konsekuensi lainnya.

 

Bagaimana Gas Terbentuk di Dalam Tubuh?

Gas di dalam saluran pencernaan merupakan hasil dari proses alami tubuh. Gas ini terbentuk karena beberapa hal, di antaranya:

Udara yang tidak sengaja tertelan

Ketika makan, minum, atau berbicara, Anda juga akan menelan sejumlah kecil udara yang kemudian masuk ke dalam perut. Udara ini kemudian akan bergerak ke saluran pencernaan.

Fermentasi makanan oleh bakteri di usus

Di usus besar, bakteri akan memecah karbohidrat yang tidak tercerna sepenuhnya. Proses fermentasi ini menghasilkan gas terutama karbon dioksida, metana, dan nitrogen.

Baca Juga: Benarkah Minum Air Putih Setelah Makan Mengganggu Pencernaan?

 

Mengapa Menahan Kentut Menyebabkan Rasa Sakit?

Menahan kentut sebenarnya merupakan tindakan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit di perut. Ada beberapa alasan mengapa menahan kentut justru menyebabkan rasa sakit:

Peningkatan tekanan udara di perut

Ketika Anda menahan kentut, gas yang seharusnya keluar akan terjebak di dalam usus besar. Ini dapat menyebabkan tekanan di dalam usus meningkat.

Tekanan ini akan terus menekan dinding usus, menyebabkan rasa kembung dan tidak nyaman. Semakin lama gas tertahan, maka semakin besar pula tekanan yang terbentuk sehingga Anda merasakan nyerinya di perut maupun dada.

Melebarnya usus

Gas yang terjebak di dalam saluran pencernaan akan menyebabkan usus mengembang atau melebar. Melebarnya usus dapat memicu perasaan kembung dan perut terasa penuh. Rasa sakit yang dirasakan akibat pelebaran usus dapat menyebar ke area lain di perut.

Pergerakan gas ke bagian lain tubuh 

Dalam beberapa kasus, kentut yang terus-menerus ditahan menyebabkan gas terdorong kembali ke saluran pencernaan dan menyebabkan sendawa yang mengarah ke dada. Ini dapat menimbulkan sensasi seperti sesak napas.

Meskipun gas tidak secara langsung menekan organ-organ vital, perasaan tidak nyaman ini menyebabkan nyeri dada yang terkadang disalahartikan sebagai gejala penyakit jantung.

Iritasi saluran pencernaan

Menahan gas terus-menerus bisa menyebabkan iritasi pada lapisan saluran pencernaan. Tekanan ini juga dapat membuat otot-otot usus menjadi tegang, akibatnya Anda merasakan kram dan nyeri.

Dalam jangka panjang, menahan kentut akan mengganggu pergerakan normal usus dan menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit atau sindrom iritasi usus.

Baca Juga: Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari saat Sakit Perut

 

Berbahayakah Menahan Kentut?

Secara umum, sesekali menahan kentut tidak akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Namun, bila dilakukan terlalu sering, maka akan memperburuk kondisi pencernaan dan menyebabkan ketidaknyamanan jangka panjang. Selain itu, rasa kembung dan sakit perut akibat gas yang terjebak akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan stres.

Oleh sebab itu, untuk menghindari kentut berlebihan, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut:

  • Menghindari makanan yang memicu gas seperti kacang-kacangan, brokoli, kol, dan minuman berkarbonasi
  • Makan dengan perlahan dan mengunyah dengan baik
  • Tetap aktif dengan berolahraga ringan untuk membantu gas bergerak melalui sistem pencernaan dengan lebih cepat

 

Apabila Anda mengalami masalah pencernaan atau merasakan gas yang terjebak dan tidak bisa keluar, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan penanganan yang tepat. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan Ai Care dengan mengunduh aplikasinya melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Rabu, 9 Oktober 2024 | 10:51